Dalam kesempatan ini, ada keinginan membahas tentang suatu desa yang terkenal dengan julukan ‘kampung inggris’ yaitu pare. Lokasinya terletak di kabupaten Kediri desa tulungrejo Dimana dari berbagai daerah di Indonesia, dari mulai orang2 sumatera, Kalimantan,Sulawesi, makasar, apalagi orang-orang pulau jawa pada berbondong-bondong datang ke sana, dengan harapan bisa memperbaiki bahkan meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi bahasa asing, khususnya bahasa inggris.
Akhirnya saya mengerti kampung pare desa tulungrejo itu bukanlah daerah dimana masyarakatnya memakai bahasa inggris sebagai bahasa komunikasi antara satu sama lain, akan tetapi pare itu adalah daerah dimana terdapat banyak tempat kursusan yang berkualitas, seperti contohnya BEC, Daffodils, Webster, Access, Kresna, El-fast, Dll. Dengan ini saya bisa menyimpulkan maksud sebenarnya pare adalah ‘kampung kursusan’, tapi memang ada tujuan untuk lebih dari sekedar itu. Maksudnya latar belakang kenapa pare disebut kampung inggris supaya menjadi motivasi bagi mereka khususnya untuk dapat mengubah kampung mereka menjadi kampung yang benar2 berkomunikasi dengan bahasa inggris, yang melibatkan masyarakatnya semua.
Saya berkunjung kesana hanya 3 minggu, dengan waktu yang sangat singkat itu, rasanya kurang puas belajar hanya sebentar. Memang banyak orang mengatakan waktu minimal untuk dapat lancar berbahasa adalah 3 bulan, sayang sekali waktu itu kampus ku ada program yang ga bisa dilewatkan. Tapi mudah-mudahan tahun depan saya bisa kembali menikmati kampung pare dengan sepuas – puasnya untuk belajar.
Ada yang hampir terlewatkan, menurutku, pare bisa juga disebut kampung yang berbudaya. Dengan keramahan masyarakatnya yang menghormati pendatang, dan kebiasaan mereka dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Contohnya seperti: beraktivitas dengan sepeda onthel. Dan biaya hidup disana relative terjangkau. Wisata kuliner disana boleh juga. Disana ada berbagai warung atau kafe yang menyediakan banyak menu makanan yang lezat. Jangan khawatir bagi para pecinta dunia maya juga disana terdapat warnet dimana-mana. Dengan hitungan per-jam yang harganya ekonomis.
Saya sebagai anak kostan yang berdomisili di bandung tak bisa berkata banyak jika harus membandingkan biaya hidup selama di pare. Semua kebutuhan bisa lebih murah beberapa kali lipat daripada di kota saya selama ini. Tentang cita rasa boleh diadu.. begitulah menurut pepatah para iklan di televisi.
Disana ada kafe yang tak akan pernah saya lupakan, tentang makanannya yang lezat dan orangnya yang ramah. Hacienda san Pablo kafe yang mengadaptasi suasana mexico dan Bali itu membuatnya lain daripada yang lain, apalagi setiap harinya ada menu special untuk menarik pengunjung lebih banyak lagi. Tak mengherankan memang, banyak sekali yang berkunjung apalagi dimalam hari. Ada banyak menu lezat disana baik makanan khas Indonesia ataupun makanan yg diadaptasi dari beberapa Negara lain. Maklum bapak pemilik kafe itu memang suka melancong ke negeri orang, maka pantaslah beliau bisa menciptakan ide yang cerdas untuk mengusung kafenya jadi luar biasa. Harga nya cukup terjangkau kisaran <Rp. 10.000
Jika anda ingin belajar disana, saran saya adalah agar anda dapat pintar-pintar mengatur jadwal dan menghemat uang. Jangan sampai keenakan karena biaya hidup murah, jadi bersikap semaunya.